a


Breaking News

Senin, 07 Oktober 2019

Filosofi Kopi





Kali ini kita akan membahas tentang filosofi kopi,kenapa? ya karena mau aja :v eh gaje bgt ya..
ya udah langsung aja ya guys.....


Kopi adalah minuman hasil seduhan biji kopi yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk.Kopi merupakan salah satu komoditas di dunia yang dibudidayakan lebih dari 50 negara. Dua varietas pohon kopi yang dikenal secara umum yaitu Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Kopi Arabika (Coffea arabica).
Pemrosesan kopi sebelum dapat diminum melalui proses panjang yaitu dari pemanenan biji kopi yang telah matang baik dengan cara mesin maupun dengan tangan  kemudian dilakukan pemrosesan biji kopi dan pengeringan sebelum menjadi kopi gelondong. Proses selanjutnya yaitu penyangraian dengan tingkat derajat yang bervariasi. Setelah penyangraian biji kopi digiling atau dihaluskan menjadi bubuk kopi sebelum kopi dapat diminum.
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun (1000 SM) yang lalu. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Disamping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kankerdiabetesbatu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
MENIKMATI secangkir kopi kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban dalam satu dekade terakhir. Alhasil coffee shop atau kafe selalu menjadi tempat favorit mereka.
Bukan hanya sebagai tempat bersantai dan berkumpul bersama sahabat, kehadiran coffee shop atau kafe juga menjadi titik temu bagi kolega kerja sekaligus rapat bisnis. Apalagi hal ini semakin menyenangkan dengan tersedianya koneksi wifi.
Meski sajian yang ditawarkan berbeda antar coffee shop atau kafe, kopi tetap menjadi minuman favorit yang paling banyak dipesan. Hal ini terlihat dari data pertumbuhan peminum kopi di Indonesia yang meningkat 8% lebih tinggi dari pertumbuhan kopi secara global yang hanya 6%.
Senada dengan data tersebut, temuan Euromonitor juga mendapati kedai kopi di Tanah Air bertumbuh cepat sejak lima tahun terakhir. Saat ini, sekira 1.083 kedai kopi berada di Indonesia - dan sebagian besar berlokasi di Jakarta.
"Sejak tahun 2014 tren konsumsi kopi memang meningkat, terutama di kota-kota besar, salah satunya Jakarta. Di tahun 2014 pula beberapa media di Inggris melaporkan bahwa terjadi penurunan secara global untuk minuman mengandung alkohol. Hal ini menyebabkan kopi menjadi tren minuman favorit baru," ungkap Kevindra Soemantri, seorang pemerhati kuliner dan gaya hidup, di kawasan Pakubuwono, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (9/11/2017).
Tak ayal bila kini sejumlah coffee shop atau kafe semakin ramai seiring bertambahnya jumlah anak muda. Apalagi tren konsumsi kopi juga menjadi bagian dari mencintai produk lokal Indonesia, yakni biji kopi.
Belum lagi kehadiran buku dan film bernuansa kopi yang memengaruhi gaya hidup dan bagaimana masyarakat menikmati makanan dan minuman. Dituturkan Kevin, sapaan akrabnya, meski banyak produk lokal khas Indonesia, ada alasan tersendiri kopi menjadi tren minuman favorit masyarakat urban.
"Teh juga produk lokal, lalu kenapa kopi? Orang Indonesia banyak minum kopi karena tren yang dibangun dari suatu yang berkesinambungan. Tren ngopi jadi booming sejak muncul novel dan film 'Filosofi Kopi'. Sebelumnya rerata hanya kalangan masyarakat B plus yang mengonsumsi, begitu novel itu muncul konsumen kopi langsung banyak sampai ke kalangan atas dan bawah sehingga membuat tren ini jadi massive," papar Kevin.
"Orang Indonesia banyak minum kopi dibandingkan teh karena memang dari dulu kita sudah mengenal budaya ngopi. Ada kopi toraja, kopi medan, kopi aceh, jadi ini sebenarnya hanya 'dimelekkin' saja," lanjutnya.
Bila dibandingkan dengan tren makanan dan minuman lainnya, Kevin meyakini bahwa tren konsumsi kopi akan bertahan cukup lama. Bahkan, bukan tak mungkin dalam jangka waktu 10 tahun ke depan.
"Tren konsumsi kopi akan bertahan lama karena berakar pada budaya. Minum kopi sebenarnya sudah melekat di daerah, sehingga bisa akan berlanjut lebih dari 10 tahun ke depan. Berbeda dengan kue, seperti red velvet atau tren food truck yang cepat berganti karena itu bukan berasal dari budaya kita," tutup Kevin.

Rasanya tak pernah mau berhenti mengucapkan "Nikmat Tuhan Manalagi yang kau Dustakan..?" karena sangking Nikmatnya.

Dalam secangkir Kopi terurai banyak makna, makna yang dalam dari setiap seruputannya. Mengurai makna hingga kedalam rasa. Rasa Sedih, Tertawa, Merenung, dan banyak lagi uraian-uraian rasa yang lainnya. Dan bisa melepas kan beban hingga menembus Tujuh Lapis Langit, terurai dengan ketenangan, dengan ketentreman.

Dalam secangkir Kopi juga memiliki makna Filosofi yang begitu dahsyat, memiliki kemanfaatan yang begitu hebat. "Kopi akan mengena terhadap rasa, tergantung dengan Siapa Ia meminumnya." (@CLOTEH.KU)

Temani hari-hari dengan secangkir kopi yang hangat, dan Kopi yang baik itu tanpa gula, Itulah yang dapat menembus Langit. Dengan secangkir Kopi terdapat Cinta, Cinta itu Lahir dengan ketulusan bukan kepalsuan. Dapat menentramkan, melapangkan hati, mengusir sepi, menimbulkan rasa kerinduan hakiki, mengusir kecemasan.


"Yakinlah.. Bahwa kopi melapangkan mu.. 

Hingga tak ada lagi rasa kebimbangan yang merisaukan hati dan fikiran mu.."







sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By Published.. Blogger Templates